Dorong Daerah Memasukkan Indeks Inovasi

SHARE

Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah (Puslitbang Inovda) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (BPP Kemendagri) menggelar pertemuan dengan 100 daerah yang belum memasukkan indeks inovasi daerah dan tergolong kurang berinovasi, di Jakarta, Selasa (21/5). Kegiatan bertajuk “Menjaring Data Inovasi Daerah melalui Aplikasi Indeks Inovasi daerah 2019” ini, untuk mendorong daerah tersebut agar memasukkan indeks inovasi daerah.

Kepala Puslitbang Inovda Safrizal menjelaskan, indeks inovasi memiliki banyak fungsi, pertama sebagai himpunan data inovasi daerah, kedua sebagai wadah pelaporan inovasi daerah, ketiga sebagai instrumen pengukuran inovasi daerah, keempat sebagai sarana informasi dan pembelajaran. “Menjadi instrumen pengukuran sampai penilaian pemberian penghargaan,” katanya.

Setiap tahun Kemendagri melalui BPP menggelar Innovation Government Award (IGA). Ajang tersebut sebagai wadah apresiasi kepada daerah yang telah berinovasi. Adapun tahun ini Safrizal menyebutkan, jika IGA akan digelar pada 30 September. Dengan nominasi penghargaan di antaranya, lima provinsi terbaik, 10 kabupaten/kota terbaik, dan tiga daerah tertinggal terbaik.

Selain angka indeks inovasi, hal lain yang perlu diperhatikan dalam penilaian IGA adalah teknik pemaparan inovasi. Safrizal menjelaskan, pemaparan dianjurkan dilakukan oleh kepala daerah, atau paling tidak wakil kepala daerah. Ia menyebutkan, DKI Jakarta yang memiliki indeks nomor 2 setelah Jawa Barat, tetapi pada ajang IGA hanya menyabet posisi keempat, salah satu penyebabnya karena persoalan pemaparan. “Karena pemaparannya disampaikan oleh asisten, dan tidak memahami soal,” katanya. Namun kebanyakan provinsi, kabupaten/kota dihadiri oleh kepala daerahnya.

Dalam forum tersebut para peserta diajarkan praktik mengenai langkah-langkah memasukkan indeks inovasi daerah. Peserta terlihat antusias dengan memanfaatkan komputer jinjing maupun gawai yang dibawanya.(Litbang.Kemendagri)