Kemenristek Percepat Pengujian Terduga Covid-19

SHARE

dikutip dari Medcom.id, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) tengah berusaha mempercepat pengujian spesimen pasien terduga terpapar virus korona (covid-19) di Indonesia. Pengujian yang dilakukan menggunakan tes Polymerase Chain Reaction(PCR) ini masih terkendala kurangnya SDM yang dapat melakukan uji spesimen.
 
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, pengujian dilakukan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Lembaga anggota Kemenristek/BRIN ini dipastikan bekerja 24 jam mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Litbangkes) mempercepat pengujian pasien yang diduga terinfeksi covid-19
 
"Dalam sehari kira-kira bisa menguji 180-270 spesimen dengan pengujian PCR. Tentunya ke depan, dengan kebutuhan pengujian yang lebih besar lagi untuk mencakup lebih banyak penduduk Indonesia,” kata Bambang di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa, 7 April 2020.

Kemenristek/BRIN mengakui, masih ada hambatan dalam pengujian spesimen seluruh masyarakat Indonesia. Salah satunya, kekurangan sumber daya manusia yang paham mengenai pengujian spesimen, terutama pengujian dalam Laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2), maupun BSL-3.
 
"Itu (SDM) sangat terbatas di Indonesia," ujar Menristek.
 
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu anggota dari BRIN, sudah mempunyai Laboratorium BSL-3. Namun, LIPI menyampaikan kepada Kemenkes untuk menambah kapasitas tenaga pemeriksaan PCR.
 
LIPI terpanggil melakukan pelatihan terhadap relawan yang bersedia menjadi tenaga ahli di laboratorium minimum level BSL-2. "Pelatihan dilakukan di laboratorium BSL-3 LIPI yang ada di Cibinong, Bogor," kata Bambang.
 
Kegiatan pelatihan yang diberi judul 'Indonesia Memanggil' itu cukup banyak mendapat antusiasme masyarakat. Tercatat, jumlah pendaftar menyentuh angka 800 orang.
 
Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan jumlah SDM terampil dalam pengujian spesimen meningkat, sehingga semakin mempercepat tes PCR yang dilakukan di Indonesia.
 
"Mudah-mudahan ini akan sangat membantu kita untuk bisa lebih bagus menangani covid-19. LBM Eijkman satu hari sudah bisa sampai 180-270 spesimen, nantinya kalau SDM lebih banyak, kapasitas (pengujian bisa ditingkatkan)," ujarnya.